Mei 08, 2021

Bijak Menjadi Wali Santri


Seorang wali santri, menceritakan kondisi putri nya (santri baru)  kepada saya  yang kebetulan saya juga wali santri/walsan. Menceritkan kondisi putrinya, yang sering kehilangan barang,  "dibuly" teman-temannya, tidak  nyaman dengan sikap ustadzah dan lain-lain..

Dari sekian 'cerita' walsan tersebut saya tertarik dengan kalimat,,trus gimana nasib orang tua yang tidak  mampu masa setiap minggu harus belikan barng-barang yang hilang,,,Pengawasan di pesantren teh  gimana,,,. Bla,,,bla..bla,,,

Saya akan sedikt sharing dengan apa yang sudah saya alami beberapa bulan lalu  saat pertama melepas Nurul Salsabilla (anak sulung saya)  di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum. Saat itu Nurul Lulus Madrasah Ibtidaiyah melanjutkan studi di MTs  Raudhatul Ulum Sakatiga. 

Belajar dari diri saya sendiri sebagai seorang guru yang memiliki siswa dengan  karakter, kebiasaan dan dengan latar belakang heterogen. Bulan-bulan pertama saya masih sedikit shock dengan kehilangan barang-barangnya.  karena  ya sama saja, ibu manapun mesti akan ngomel kalo ada barang- barang yang hilang. Saya sadar ini adalah proses pembelajaran utuk Nurul agar  bisa mandiri. Mendampingi proses nya adalah kewajiban saya,  kalau harus lebih banyak sabar dan berkorban ya nikmati saja. Belum tentu kalau tinggal dirumah jajannya tidak  lebih banyak dari kebutuhannya selama di pondok.. "

Akhirnya saya  belajar mengatur hati plus nambah kesabaran.  Saya mensiasati untuk membeli kebutuhan Nurul di pasar kaget karena harga jauh lebih murah. Jadi kalau hilang meminimalisir emak ngomel. "waaah beli barang disana mah emang murah tapi kan gak  awet, gampang rusak",,,sebelum rusak wes ilang makkk,,,

Disisi lain saya selalu mengajari cara menyimpan barang-barang supaya rapi dan terjaga. Kenapa saya tidak  'protes' saja ke ustadzah di pondok? Kalo saya mau bisa saja..  Tapi saya  berkaca pada diri sendiri,  betapa ustadzah dan pembimbing di pondok sudah  mendisiplinkan santri dan memberi aturan sedemikian rupa,  saya yakin Ustadzah dan para pembimbing sudah  mengingatkan bahkan setiap hari, tapi seringkali anak-anak  (karena sibuk, lengah,  atau dikejar aktivitas) mereka akan menyimpan barang-barangnya dimana saja,  sekenanya (meski memang di beberapa kasus ada temen yang pinjam tanpa izin)  akhirnya barang-barang itu keleleran dimana saja, dan untuk menjaga ketertiban juga kebersihan pondok barang-barang tersebut 'diamankan' hingga akhirnya kata-kata  yang keluar saat orang tua datang adalah.. "Ibuuu,,, baju,  celana, sandal, piring, ilang... Beli lagi"  jawaban standart dan praktis untuk santri kepada orang tuanya.

'Mbak Nurul ini ibu belikan lagi  tapi dijaga jangan sampai hilang, kalo hilang ibu ngak akan belikan lagi,  monggo terserah mbak  gimana caranya'. Hingga akhirnya Nurul menemukan cara untuk bertanggung jawab pada barang-barang pribadi sekaligus memunculkan rasa keberanian dan percaya diri. Ini pendidikan, ini pelajaran hidup untuk Nurul. 
Dan masih banyak cerita-cerita lainnya. 

Pondok Pesantren adalah lembaga independen yg didalamnya para santri tidak hanya diajarkan ilmu umum dan agama lebih dari itu pembentukan karakter,  mental dan ilmu kehidupan juga diberikan. Ilmu Kehidupan  didapatkan dari permasalahan,  gesekan,  tantangan,  kesulitan,  kekurangan, kesederhanaan.. Pondok adalah tempat Pendidikan Kehidupan yang Islami. 

Saat ini ananda Nurul berada dirumah menikmati masa liburannya, akankah saya  bisa lebih baik mendampingi murojaah,  belajar, Sholat tahajud, sholat dhuha dan membentuk mentalnya sebagaimana para Ustadzah di pondok?  Jawaban nya tidak sepenuh nya bisa.

Sungguh saya sedang menasihati diri sendiri, saya bukanlah walsan yang bijak, sayapun masih harus terus belajar untuk menjadi wali santri yg baik bagi anak saya dan  lembaga pesantren yang saya titipkan anak saya di dalamnya. 


9 komentar:

  1. Betul bu yusnu kita harus bijak untuk hal ini... Di mulsi menanamkan tanggung jawab pafa anak kita senditi, dan tidak perlu protes ke ustadzah.. . Jika smya santri bertanggung jawab dengan diri mereka saya yaqin yak akan ada lagi barang-barang yang hilang dan tertukar. Sukses untuk kak nurul..

    BalasHapus
  2. Siappp bunda,,,terima kasih

    BalasHapus
  3. Siappp bunda,,,terima kasih

    BalasHapus
  4. Terima kasih gambarannya, bisa jadi persiapan jika anak berkenan mondok.

    BalasHapus
  5. Berbahagialah menjadi walsan. Ambu pernah mengalaminya. Dari 4 anak hanya 1 yg mau mondok.

    BalasHapus
  6. Belajar dari pengalaman.
    Itu pendidikan yang akan menempel sepanjang hayatnya.

    BalasHapus
  7. Menjaga dan memelihara barang milik sendiri saya rasa itulah yg harus ditanamkan pada anak. Dengan adanya pengalaman ini anak belajar bertanggung jawabj

    BalasHapus
  8. Belajar dari pengalaman untuk menjadi lebih baik. Sukses untuk Kak Nurul, Bu

    BalasHapus
  9. semangat sukses selalu menjadi wali santri dan ibu dari anak-anak

    BalasHapus

Pendidikan Anti Korupsi

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi disekolah, salah satunya memasukkan k...