Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

Februari 17, 2022

Renjana Dalam Do'a


Renjana Dalam Doa

Aku mau...
Aku mau berjanji 
Akan selalu disampingmu
Aku juga mau...
Kamu berjanji selalu disisiku

Tapi...
Aku tidak mau
Aku tidak mau banyak berucap
Betapa aku mencintaimu

Aku juga tidak butuh 
Kata-kata manis tentang cinta darimu
Aku bukan anak remaja 
Yang selalu tergila gila dengan cinta

Aku tidak tahu
Bagaimana cara mencintaimu
Tapi...
Apakah cukup...
Bila aku selalu berdoa untuk mu
Hanya itu caraku ...
Menunjukan aku mencintaimu

Musi Rawas, 17 Februari 2022
#KamisMenulis


Agustus 02, 2021

Kemarau


Detik memacu berlalu. 
Mencekam suara hingga menjerit di sudut leher. 
Kering kerontang tanpa ranting. 
Setetes airpun tidak.
Air dari langit tak setetes juga turun. 
Hanya debu dan kering yang melukis. 
Bingkai hati meriak kering
Meneguk dahaga. 
Semuanya masih kering. 
Semuanya masih gersang.

Ku tunggu langit hitam di lembah senja. 
Menunggu bunga bunga senja memejam lelah. 
Kulihat ke ceruk langit. 
Ku berkata "Kapan hujan turun". 
Dan hingga sajak ini kau baca. 
Kekeringan masih setia bergelayut. 
Masih menjadi bayangan hitam dalam sumur kelam. 
Memantul menujuk asa.

#rindumataairsumur

Juli 15, 2021

Empat


Empati menjadi sangat berharga. 
Menjaga imunitas tubuh bertahan dengan segala cara.
Pada waktu yang semakin terasa sempit menyulap mendung langit negeriku.
Andai tak perna ada saat ini.
Tentu tak ada cerita beruraikan air mata.

Hai Corona,,,
Cobaan salah satunya dalam hidup
Orientasi yang begitu realistis
Redup sudah ditelan ekspektasi
Obati kesungguhan yang mempertanyakan kehidupan
Nikmati, ini adalah bagian dari skenario-Nya
Amat bersyukur jikalau mendapati hikmah di balik nya.


 #KamisMenulis


Juli 08, 2021

Tiga Empat Lima


Terbitmu terangi malamku hai bintang
Indah menghiasi pekat dalam gelap
Gemintang menyuguhkan nuansa yang syahdu ketika memandangnya
Andai hidup terus gemerlap bagai kelip-kelip bintang

Enak nyaman kupandang langit dikau bertaburan
Menyajikan kemilau jagad raya biarkan kini aku bersemayam
Penuh pujian pada sang pencipta
Aku tak akan lemah dalam pertarungan hidupku
Terus berjuang tak saja urusan dunia

Limpahan maghfirah yang lebih penting dipinta
Insan lemah mengaku tiada daya
Meluruhkan sesak yang memenuhi sukma
Allah yaa Ilaahi rabbi ampunilah aku


Juli 01, 2021

Dua Adalah Aku dan Dia


Terima kasih untukmu yang selalu ada sampai detik ini. Menemani setiap sendi yang terjadi. Aku tak bermakna jika kau tak ada. Karena itu tuhan menitipkan sayapmu untuk bisa selalu bersamaku.

Sejak pertama kali kita bertemu ada banyak sekali cinta yang tumbuh dihatiku. Ini bukan tentang masa lalu atau aku sedang gundah gulana. Tapi tatapan matamu yang teduh itu memang selalu membuatku terpesona tiap kali aku memandangnya. 

Wahai suamiku,,,
Mungkin aku tak cantik. Mungkin aku tak sebaik dan sebijak perempuan lain. Aku bukan wanita yang luar biasa. Bukan pula wanita yang sempurna. Aku hanya wanita yang terkadang khilaf dan membuat salah.

Wahai suamiku,,,
Maafkan aku yang terkadang lalai akan kewajibanku. Maafkan aku yang terkadang khilaf seakan bisa tanpamu. Maafkan aku yang terkadang membuatmu terluka. 

Wahai suamiku,,,
Terima kasih telah memilihku. Terima kasih telah menerima kekuranganku. Terima kasih telah bersabar menghadapi sifatku. Semoga rasa lelah dan keringatmu setiap hari senantiasa menjadi ibadah. 

Ingin aku sampaikan terima kasihku padamu juga pada Sang Pencipta. Telah menghadiahi orang sepertimu dan buah hati kita untuk hidupku. Terakhir aku minta padaNya agar kita bisa mengering bersama-sama.



April 28, 2021

Kenapa Kau Suka Aku


Kenapa Kau menyukai ku?
Basi,,
Aku tak tahu kenapa.
Tak pernah ada jawaban atas tanyaku
Menyakitkan bukan?

Entahlah,,,
Kau hanya diam.
Melamun,
Ya, hanya itu yang kau lakukan.
Memikirkan setiap apa yang mungkin menjadi jawaban.
Hiingga terdengar derap langkah.
Langkah yang familiar.
Ya dan itu lah jawabanya

Yang kau suka ?
Kakiku,,
Iyaa kau suka kakiku,,
Kau bilang kakiku  yang akan menjadi letak surga bagi buah hati ku.
Buah hati mu.
Buah hati kita.

April 26, 2021

Zikir


Kita adalah insan dari buyut yang bernama Adam dan Hawa. Diciptakan dari tanah yang datang dari penjuru dunia. Tanah tak serupa, tak sama kadarnya. Kulit dengan ragam warna adalah salah satu buktinya.

Roh ditiup pada jasad yang dicipta dengan cara yang tak biasa. Dimulai dari kepala kemata sejajar dengan telinga hingga kehidung. Lalu diperintah mengucap zikir Alhamdulillah.

Atas izinNya ditempatkan dialam paling sempurna dengan hidup penuh drama antara mereka dan musuhnya. Musuh sang pencipta dosa tertua, iri.

Buah yang dimakannya terlempar kebumi adalah imbasnya. Kata pisah yang cukup lama hingga kembali berpeluk mesra.

Tercipta wajah selanjutnya. Diperintah mentauhidkannya. Dengan kalimat Lailahaillallah yang logika tak akan mampu melampauiNya.

Lalu pada masanya kembali tercipta sosok yang diperintah memenggal anaknya. Terganti kambing gibas dari syurga Allahuakbar adalah yang terucap karenanya.

Diakhir,,,kalimat yang disempurnakan kekasihNya. Saat mendengar kisah sang penyampai wahyu Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil adhiimi.

Berita kuasa kepada manusia yang terlalu sibuk mengurus dunia. Sampai lupa siapa mereka sebenarnya.



April 25, 2021

Yang Merah Saga


Cahaya senja mulai terlihat merah saga. Pertanda candikala sudah melupuk dibatas cakrawala. Dedaunan kecil berguguran tersapu hembusan sang bayu. Rupanya gerak-gerik mereka telah menyita perhatianku.

Hari terasa menyenangkan ketika berteman dengan gawai dan sebatang pena. Ketika senja menutup mata dan tergantikan malam yang akrab dengan kesunyian. Ditiap malam pikiran ku selalu melambung jauh mengingat masa lalu untuk dikenang sebagai petuah. 

Aku hanya sibuk menulis puisi dan bersajak dalam peta jejak. Merangkai aksara dan sebagai penikmat panorama kata. Memang nasib hanya Tuhan yang tahu, kapan kita harus menempatkan langkah menuju masa depan. 

Rajutan kisahku disetiap senja yang tak pernah diselesaikan tiap harinya. Sampai candikala mengembunkan paraunya dibatas cakrawala dan awan merah saga yang menjingga. Biarkan aku tetap menunggu kini dan nanti dibatas cakrawala.

April 24, 2021

Xenofobia


Sedemikian dahsyatkah cinta hingga mampu memporak-porandakan hati. Dimana aku pernah belajar darimu yang pernah menyeberangi serambi khalbu.

Kau datang merajai hati membutakan mata dengan silau pesona. Menata istana cinta yang megah menjulang hingga mengapai indahnya langit. Seketika tanpa riuh angin istana itu roboh tanpa sebab. Segala pengharapan sirna dipuncaknya. 

Kupertanyakan kepergian mu yang secara tiba-tiba dan apakah yang salah dengan caraku membahagiakan mu.

Setelah hari itu,,,
Kau cukup menghancurkanku. Segala harapan dan impian cukup dikenang di khayalan. Hati telah tekoyak, remuk, hancur dideritaku. 

Sebulan setelah runtuhnya istana cinta dan segala harapan, sosok sejenismu hadir lebih pesona darimu. Entah mengapa tak ada silau disana. Menghilang tenggelam dirasa takut untuk sakit hati yang mungkin terulang.

Xenofobia,,,
Sepertinya aku takut jatuh cinta lagi. Dikarenakan perlakuan mu yang telah mencurangi sucinya cinta. Kini aku telah menutup segala serambi khalbu untuk cinta.

Xenofobia,,,iya xenofobia,,aku telah berada di xenofobia untuk pangeran yang lainnya.

Biarlah aku bahagia tanpa pangeran karena panah-panahnya lebih beracun untuk melukai. Aku disini dan aku bahagia tanpamu. Biarlah aku dengan xenofobia.

April 23, 2021

Wanodya


Lekuk tubuh indahmu tak tampak.
Tatapan mata penuh makna.
Jibab tergurai menutup aurat.
Senyum tipis tersungging lembut.

Wanodya,,,
Sapaan penuh keramahan.
Jiwa lembut bukan berati lemah.
Penuh rasa cinta dan kasih sayang.
Perilaku santun dan penuh dengan kehati-hatian.

Wanodya,,,
Dandanan penuh kesederhanaan.
Tidak tampak sebuah kemewahan duniawi.
Penuh dengan kekayaan hati.
Untuk meraih keindahan surgawi.

Subhanallah..
Betapa indahnya ciptaan Allah SWT
Menjadikan perhiasan untuk dunia ini.
Sikapnya akan menyenangkan hati.
Untuk ayah dan bunda.

April 21, 2021

Untuk Nanda

                                   Foto before covid

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru…
Namamu akan selalu hidup, dalam sanubariku…
Selamat hari Kartini Bapak Ibu Guru Hebat,,,

Nanda… Kalian  harus selalu ingat jasa guru-guru kalian ya… Karena sampai kapan pun mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Pengorbanan guru selama satu tahun lebih di masa pandemi ini, juga jangan pernah dilupakan ya Nanda.

Nanda,,,
Seluruh pendidik, tenaga kependidikan. Nanda Sebagai peserta didik dan wali Nanda  melakukan pembelajaran dengan sistem jarak jauh. Komitmen yang tinggi, kerjasama dan komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk kelancaran pelaksanaan pembelajaran sistem dadakan ini.

Nanda,,,
Guru memberikan nasihat atau hal-hal yang bersifat positif, agar Nanda tidak terlalu parno alias takut akan pandemi corona. Dilain sisi, guru juga harus memerhatikan mood belajar Nanda agar tidak terlalu stres, akibat tugas yang diberikan.

Nanda,,
Guru juga wajib menguasai cara belajar secara online, melalui zoom, google classroom, whatsapp, line dan sebagainya. Metode yang diterapkan juga akan berbeda dari biasanya, karena belajar tidak secara “face to face”.

Nanda,,
Guru pun dituntut mampu mengevaluasi apa kekurangan dari pembelajaran online, masalah-masalah yang timbul pada Nanda maupun saat proses pembelajaran.

Saat ini, Nanda mulai merasa bosan karena selalu dirumah, dengan tugas yang menumpuk. Nanda  pasti sudah rindu sekali untuk bertemu dengan bapak ibu guru, teman-teman, dan melakukan rutinitas sekolah setiap hari.

Harapan kita semua, semoga di ajaran baru nanti, belajar tatap muka sudah bisa dilakukan. Meskipun masih bertahap, namun itu akan membawa semangat baru agar konsisten menimba ilmu.

Tapi…. Nanda harus janji ya, jika nanti sekolah tatap muka jangan abaikan protokol kesehatan, dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun di air mengalir.

Oiya… Ada pesan nih dari guru-guru untuk seluruh orang tua Nanda. Terima kasih ayah bunda yang sudah dengan sabar, membantu guru mendidik Nanda di rumah.

Kita harus tetap semangat ya dan yakin esok akan jauh lebih baik.

Tetap semangat nak. Ingatlah ananda adalah generasi  yang berjuang ditengah gejolak COVID 19.

Banyak catatan yang telah mewarnai perjalanan ananda, namun covid-19 telah mengubah segalanya. Semoga ananda bisa menjadi generasi terbaik akibat badai Virus Corona. 
Selamat Hari Kartini


#April21AISEIChallenge
#InspirasiKartini
#Kurikulumngumpet


April 20, 2021

Teman

Teman,,,
Sebuah kisah yang tertata dengan indah. Terjadi dalam satu masa. Aku menyebutnya sebagai kita.

Kita,,,
Yang banyak cerita menawan menyatukan dalam satu kisah.

Kita,,,
Tertawa lepas tanpa batas. Berjalan jauh dengan ceria. Merakit kenangan demi kenangan sama-sama.

Kita,,,
Bertukar candaan. Bertukar hasil lamunan. Cerita dibalas cerita. Melewati matahari jingga dengan foto bersama.

Indahnya,,,
Ketika awal-awal  kita menulis bersama. Ditemani kopi dan susu hangat.  Dalam satu meja kita merangkai kata bersama. 

Hemm,,,
Kita juga bergurau di grup chat whatsapp. Kita mewarnai hari dengan chat yang ramai. Tapi, hanya saat itu,,,

Pergantian masa mulai datang. Satu-satu kita berjauhan. Kita mulai lupa dengan pelangi yang pernah ada. Kita mulai lupa caranya bercanda.

Sekarang kita berada dimasa yang berbeda.bertanya kabar saja kita sudah tidak biasa.

Ya,,,
Mungkin ini memang hukum alam. Disetiap masa ada kenangan.

April 18, 2021

Rinai Hujan


Gerimis disenja Ramadhan yang memudar. Melukis pelangi diujung sebuah mimpi. Warnanya redup seiring mega yang perlahan mulai tertutup.Senyum manisnya menyapa ruang dibalik mata. Menatap sunyi dibalik hati.

Jika boleh,,,
Inginku tarik waktu dan ku ikat hingga dia tak bisa bergerak lagi. Karena aku ingin berada disepanjang waktu itu bersama gerimis diujung senja Ramadhan.

Rinai hujan senja ini masih mengigau lembut menantikan merdunya senandung matahari. Dan ada sisa jejak yang yang tanggal setiap kali bulir itu jatuh. Membahagiakan rindu yang tak kunjung lekang.

KepadaMu Rabbku,,,
Mengadu dalam sunyi ku,,,
Bercerita tentang sepasang sayap rama-rama yang mencoba menerobos rinai. Mengepak namun belum beranjak. Hanya mampu melantun kidung-kidung doa. Diantara gerimis yang ritmis. Tolong lah Rabbku,,,rintihku,,,menahan gejolak yang sama dalam rindu yang masih sama.


April 17, 2021

Qiyamul Lail



Panggilan tahajud berdering dari handphoneku. Sejenak membiarkannya berirama merdu dengan jam yang berdetak. Lalu, mencoba ku buka lem yang merekat pada mataku. Pada akahirnya aku mampu, aku terbangun. Tepat di sepertiga malam.

Melangkahkan kaki menuju sumber kehidupan. Memang sangat dingin, tapi tersimpan sejuta kesejukan.

Aku coba membangunkan semua yang ada di sekitarku. Mereka terlelap, seperti setengah suri. Raganya hadir, namun jiwanya entah kemana.

Perlahan aku kembali ke tempat yang selalu menjadi penenang. Bersama sepi yang berkolaborasi dengan sunyi. Bersama malam yang bergandengan dengan keheningan. Ku hamparkan sajadahku. Lalu bercengkrama dengan pemilik semesta. 

Qiyamul Lail,,,
Kuserahkan diri dengan kepasrahan. Kumohonkan doa dengan sejuta keinginan. Kuajukan permintaan dengan selaksa pengharapan.

Qiyamul Lail,,,
Ku perlihatkan segala bentuk virus batin yang menggerogoti jiwaku. Ku ceritakan segala bentuk masalah yang mengotori akalku. Ku diskusikan tentang semua yang terjadi pada garis takdir yang melintang hidupku. Sungguh, begitu tenang hati ini.

Disepertiga malam,,,
Derai air mata mengiringi pintaku. Sesak di dada menemani asaku. Sembah sujud mengantarkan pasrahku. Semua doa terpanjat hanya padaMu. Semua asa didamba hanya bagiMu. 


April 16, 2021

Puisiku Malam Ini


Lagerunal,,,
Takdir menuliskan tentang kita. Membawa langkah menujumu. Menjalin persahabatan dengan dirimu lalu merenda kisah bersama.

Mengenalmu adalah anugerah  yang indah. Menjadi sahabatmu adalah keberuntungan dan menjadi bagianmu adalah pendar kebahagiaan.

Kau tahu Lage,,,
Bersamamu aku memiliki warna. Menikmati riuh tawa membinasakan sunyi sepi. Mendapati wadah tempat bercerita yang mencipta rindu tanpa batas.

Semua adalah bentangan jalan yang panjang. Mengenal hingga mengasihi, bertopeng lalu transparan, lurus, berliku, lantas indah.

Iya Lage,,,
Pernah aku berfikir kau adalah puisiku. Bara dalam tungku bait melodi untuk alunan syair. Ruh bagi rangkaian kata hati.

Tanpamu puisiku habis. Kandas dan terlunta kosong tanpa makna. Begitupun hatiku, serasa udara terenggut paksa
sesak, menyesakkan.

Lagerunal,,,
Kumohon jangan habisi puisiku. Jangan lenyapkan detak dalam kata. Biarkan bait tetap berdegup menghidupi nadi syair. Hari ini, esok, selamanya...




April 15, 2021

Kartini Masa Kini



Sekarang,,,
Kartini bukan lagi sekadar bicara tentang kesetaran antara wanita dan pria. Bukan lagi persaingan antara wanita dan pria. Bukan lagi pembuktian diri bahwa wanita bisa menopang sama berat dengan para lelaki.

Masa kini wanita mulai beradu dengan wanita lainnya. Berkumpul di geladeri, tak ada hal lain yang mereka bicarakan selain membicarakan keburukan orang lain. Ribut tentang "siapa yang lebih cantik?" Si kurus jumawa mengaku cantik. Si gendut bersembunyi merasa jelek. Padahal cantik bukan hanya urusan fisik.

Kartini masa kini mulai lupa diri. Berlari mengejar mimpi tapi menginjak-nginjak harapan wanita lainnya. 

Kita telah menang menghadirkan terang. Hingga banyak mata melihat pada wanita.

Tapi cantik bukan soal lomba yang harus dimenangkan. Biarkan cantik menjadi kata kerja. Jangan membandingkan satu dengan lainnya.

Karena cantik menjadi milik semua wanita. Karena cantik bukan bawaan lahir semata. Tapi ruang untuk berkarya.



#April15AISEIWritingChallenge
#InspirasiKartini
#KurikulumNgumpet

Oja



Oja,,,
Tiap hari, caci maki, kata-kata kasar, menuduh, stigmatisasi sesat dan sejenisnya masih terus meluncur dari mulut ke mulut seakan-akan tak bisa berhenti atau dihentikan bagai anak panah yang dilepaskan ke arah sasarannya.

Kau tahu Oja,,,
Banyak hati yang terus membara, mendidih dan menyala-nyala, seakan terlampau sulit untuk padam. Di antara mereka ada yang seperti amat senang memprovokasi, mengadudomba dan menyulut api permusuhan antar sesama.

Iya Oja,,,
Akal intelektual sebagai unsur khas manusia yang karena itu ia menjadi terhormat, tak lagi digunakan. Ia telah disingkirkan dari ruang percakapan sosial. Yang menguasai diri adalah emosi yang siap membuncah dan meledak-ledak.

Satu hal yang sungguh tidak dapat dimengerti  bahwa mereka yang terlibat dalam pusaran saling mengumbar marah dan menghasut itu menganggap diri paling mengerti  sambil membodoh-bodohkan lawannya. 
Berhentilah oja,,,

Damailah Negeriku


April 14, 2021

Kartini Muda


Sejuk embun seakan musnah perlahan saat itu.
Ketika perempuan-perempuan hanya  terdiam dalam huniannya.
Ketika perempuan hanya dipandang sebelah mata.
Namun semua berubah.
Dikala mentari tampakkan sinarnya.

Kami adalah Kartini Muda.
Perempuan cerdas dengan semangat membara.
Yang siap berjuang untuk agama dan Negara.
Karena kami perempuan hebat penerus Bangsa Indonesia.

Kami Kartini Muda,,,
Ketulusan datang sepenuh hati. Teguh tak keluh anggun namun tangguh. Emansipasi diorasikan dalam wujud tindakan tanpa melampaui kodrat. 

Wanita punya ekstensi yang kelak mengangkat bangsa. Perlahan melepas belenggu. Lahirlah tunas-tunas generasi hari ini. Wangimu terpatri dalam dada perasaan.

#April13AISEIWritingChallenge
#InspirasiKartini
#KurikulumNgumpet

Jangan Biarkan Ibu Berkata Terserah

Ibuku tidak tidur. Dia merasa lelah. Dia mudah tersinggung, pemarah, dan pahit. Dia selalu sakit sampai suatu hari, tiba-tiba di...