Empati menjadi sangat berharga.
Menjaga imunitas tubuh bertahan dengan segala cara.
Pada waktu yang semakin terasa sempit menyulap mendung langit negeriku.
Andai tak perna ada saat ini.
Tentu tak ada cerita beruraikan air mata.
Hai Corona,,,
Cobaan salah satunya dalam hidup
Orientasi yang begitu realistis
Redup sudah ditelan ekspektasi
Obati kesungguhan yang mempertanyakan kehidupan
Nikmati, ini adalah bagian dari skenario-Nya
Amat bersyukur jikalau mendapati hikmah di balik nya.
#KamisMenulis
He ... He ... Cuman segitu? Tambah lagi, ananda Yusni.
BalasHapusIya nii,,,kehabisan ide,,
HapusTambah lagi huruf A di akhir CORON. Keren sekali puisi akrostiknya
BalasHapusBaru nyadar kalo ngak ada hurup A,,,terima kasih koreksinya bu Aam
HapusA Agar ujian berakhir indah pada ujungnya
BalasHapusHe he saya lengkapi coronanya supaya lekas pergi.
Iya nih, kurang huruf A di belakang. Tapi, secara umum, kreatif juga, merangkai dari huruf kata, lalu dibikin kata-kata berikutnya.
BalasHapusKurang lengkap ya pak
Hapusmantap.. walo sedikit tapi penuh makna...
BalasHapusMasih belajar merangkai bu,,
HapusSengaja A nya kurang biar pada di lengkapi.
BalasHapusAllah sebaik-baik penguqsa para penguasa, semoga kondisi segera pulih kembali
Allah sebaik baik penguasa,,Aamiin
HapusAkan indah pada waktunya jika kita bersabar atas segala ujian.. Semngat bu Yusni...
BalasHapusAkan indah pada waktu nya,,terima kasih bunda
HapusLanjut Bu Yus susunan singkatan penuh makna
BalasHapusSiappp bunda,,
HapusSaya selalu kagum pada mereka yang senang berpuisi. Selalu saja ide menulis kata dalam rangkaian bait puisi. Keren Bu Yus.
BalasHapusSangat hobby bunda
HapusTeruslah di gali keterampilan berpuisinya. Keren...keren...puisi akorstik ya EMPAT CORONA
BalasHapusSiappp Teteh,,
HapusPuisi akrostik yg asyik, mantul..
BalasHapusAkrostik lagi...
BalasHapusmemang keahlian ibu Yusni
Sehat selalu Bunda