Mei 19, 2021

Ayo Sekolah Di Madrasah


Mengapa harus sekolah di Madrasah ??? 

Menurut Kementerian Agama, ada 7 alasan mengapa kita harus memilih sekolah di madrasah, ketujuh alasan tersebut adalah:

1. Sejarah telah mencatat bahwa madrasah telah melahirkan pemimpin di bidang pendidikan dan agama (scholar), negarawan dan bahkan pahlawan.  Sebut saja misalnya Wahid Hasyim, Hamka, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Nurcholis Madjid (Cak Nur), KH M.A Sahal Mahfudz, AR. Fakhruddin dan Mahfud MD. 
  
2. Madrasah tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk rakyat (masyarakat) berbeda dengan sistem pendidikan sekolah biasa atau community-based education. Dalam sejarahnya madrasah memiliki akar yang kuat untuk perjuangan bangsa dan memberantas kebodohan.

3. Madrasah telah memadukan dua kurikulum: kurikulum dari Kemdikbud dan Kurikulum dari Kementerian Agama. Atau dengan kata lain, madrasah juga memberikan materi pelajaran umum, sebagaimana sekolah-sekolah biasa dan juga memberikan materi-materi pelajaran agama yang lebih kuat dibandingkan sekolah-sekolah biasa. Madrasah tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan akhlak yang mulia.

4. Madrasah tidak lagi dianggap sebagai pelengkap sistem pendidikan nasional, melainkan madrasah semakin menorehkan prestasi tidak hanya di bidang tafaqquh fi al din, akan tetapi juga dibidang-bidang lainnya, seperti riset ilmiah, vokasional, kewirausahaan, lingkungan (adiwiyata), dan sebagainya.

5. Madrasah tidak hanya mencetak kader intelektual yang profesional dan pintar saja, melainkan juga kader muslim yang berintegritas, berkarakter, dan berakhlak mulia. Profesionalitas tanpa integritas akan membawa kerugian dan kehancuran. Sebaliknya integritas tanpa profesionalitas, akan menyebabkan kita jalan di tempat di tengah dunia yang kompetitif.

6. Pendidikan madrasah menyentuh empat dimensi pendidikan, yakni dimensi pikir (kognisi), dimensi hati (spiritual), dimensi rasa (estetika), dan dimensi raga (fisik). 

7. Mencetak anak yang memiliki pandangan keagamaan yang rahmatan lil 'alamin dan menghargai kearifan lokal.

Ayo Sekolah di Madrasah

Madrasah  Ibtidaiyah Al Muhajirin Sidomulyo Musi Rawas Sumatra Selatan menyusun program kerja tahunan dengan harapan mampu menjawab tantangan yang selalu timbul di dunia pendidikan saat ini maupun masa datang. Program yang disusun di samping program yang bersifat rutin juga mencantumkan program peningkatan mutu akademis dan peningkatan mutu pembekalan kecakapan vokasional. 

Program ini di dukungan oleh segenap steakkholder Madrasah. Dukungan ini diwujudkan ke dalam suatu team work yang solid yang dilandasi dengan sikap saling asih, asah, dan asuh serta saling percaya akan kelebihan masing – masing. Wujud nyata sukses Terakreditasi "A" Tahun 2019.

Program kerja fleksibel, luwes, dan supel. Untuk itulah maka dalam program kerja ini perlu diadakan evaluasi dan monitoring secara berjenjang, berkala, dan berkelanjutan yang dilakukan pada awal, proses, dan akhir kegiatan.

Secara garis besar program kerja madrasah disusun sebagai berikut:
Program layanan prima baik kepada siswa masyarakat maupun pada instansi terkait. Dengan memperhatikan saran, pendapat, dan masukan dari berbagai pihak, sekolah selalu berusaha meningkatkan kinerja, memelihara komunikasi yang baik dengan berbagai pihak.

Meningkatan jumlah sarana dan prasarana maupun optimalisasi pemanfaatan sarana dan prasarana yang telah dimiliki. Penambahan prasarana sanitasi lingkungan maupun penambahan sarana ruang perpustakaan. Untuk pengawasan terhadap siswa didukung adanya tim 5K (Kekeluargaan, Ketertiban, Keamanan, Kebersihan, Keindahan) yang solid.

Meningkatkan mutu akademis dengan menambah jam pelajaran wajib dan program pembelajaran tambahan. Untuk mencapai tujuan ini  diselenggarakan Penambahan Materi mata pelajaran ujian nasional untuk kelas VI. Di samping itu juga diselenggarakan ekstrakurikuler Seni, Tahfidzul Quran,  Sains dan Matematika agar mampu berkompetisi di tingkat SD/MI.  

Mendorong kreativitas guru dan operator Madrasah  dalam usaha meningkatkan kinerjanya. Bagi siswa, guru maupun operator Madrasah  yang menunjukkan prestasi diberikan hadiah sesuai dengan perolehan prestasinya dan kemampuan sekolah.

Prestasi yang telah di raih MI Al Muhajirin Sidomulyo :

  1. Juara 1  Lomba bertutur Cerita tingkat Kabupaten Dinas Perpustakaan Kab.Musi Rawas tahun 2021
  2. Menjadi Duta Budaya tahun 2020
  3. Juara 2 Kompetisi Sains Nasional  tingkat Kecamatan tahun 2020.
  4. Menjadi peserta Kompetisi Sains Nasional tingkat Kabupaten tahun 2020.
  5. Menjadi Peserta Kompetisi Sains Madrasah Online Bidang IPA dan Matematika tingkat Nasional tahun 2020.
  6. Juara harapan lomba Storytelling tingkat Kabupaten tahun 2020.
  7. Juara 1 Kompetisi Sains  Madradah bidang IPA tingkat  Kabupaten tahun  2019.
  8. Juara 1 Kompetisi Sains Madrasah bidang  IPA tingkat provinsi Sumatera Selatan  th 2019
  9. Peserta Kompetisi Sains IPA tingkat  Nasional tahun 2019 di Manado.
  10. Juara 3 Kompetisi Sains Madrasah bidang  Matematika tingkat  Kabupaten tahun 2019
  11. Peserta babak semifinal Olimpiade Sains Kuark tahun 2019
  12. Juara 3 FLLSN Mendongeng tingkat kabupaten tahun  2019.
  13. Juara 3 Kompetisi Sains Madrasah bidang  IPA dan bidang Matematika tingkat Kabupaten tahun  2018

 

Sumber.http://bangimam-berbagi.blogspot.com/2016/01/mengapa-harus-sekolah-di-madrasah.html?m=1

Pemimpin Dan Kepemimpinan


“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa kita adalah seorang pemimpin. Hal ini tidak mempedulikan apa jabatannya sekarang, berapa jumlah bawahannya, strata pendidikannya, darimana sukunya berasal, dan berapa penghasilannya per bulannya. Kita murni terlahir sebagai pemimpin di dunia ini, entah itu di lingkup organisasi maupun lingkup kecil keluarga tersayang atau dalam lingkup yang lebih kecil lagi, diri kita pribadi. Kita selalu dituntut tampil dengan baik sebagai seorang pemimpin. Pemimpin yang bisa mengayomi, pemimpin yang bisa melindungi dan menjadi teladan bagi pengikut atau orang yang dipimpinnya.

Pemimpin dan kepemimpinan  merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural maupun fungsional. Seperti organisasi, juga terdapat banyak pengertian-pengertian mengenai pemimpin dan kepemimpinan.

Pengertian pemimpin
Suradinata (1997:11) berpendapat bahwa pemimpin adalah orang yang memimpin kelompok dua orang atau lebih, baik organisasi maupun keluarga. Sedangkan kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mengendalikan, memimpin, mempengaruhi fikiran, perasaan atau tingkah laku orang lain untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Sedangkan kepemimpinan adalah merupakan suatu kemampuan yang melekat pada diri seorang yang memimpin yang tergantung dari macam-macam faktor, baik faktor intern maupun faktor ekstern. Pemimpin jika dialihbahasakan ke bahasa Inggris menjadi "LEADER", yang mempunyai tugas untuk LEAD anggota di sekitarnya. Sedangkan makna LEAD adalah:

1. Loyality, seorang pemimpin harus mampu membangkitkan loyalitas rekan kerjanya dan memberikan loyalitasnya dalam kebaikan..
2. Educate, seorang pemimpin mampu untuk mengedukasi rekan-rekannya dan mewariskan pada rekan-rekannya.
3. Advice, memberikan saran dan nasehat dari permasalahan yang ada.
4. Discipline, memberikan keteladanan dalam berdisiplin dan menegakkan kedisiplinan dalam setiap aktivitasnya.

Teori Kepemimpinan
Tiga teori yang menjelaskan munculnya pemimpin adalah sebagai berikut (Kartono, 1998:29) :

1. Teori Genetis menyatakan sebagai berikut :

Pemimpin itu tidak dibuat, akan tetapi lahir jadi pemimpin oleh bakat-bakat alami yang luar biasa sejak lahirnya.
Dia ditakdirkan lahir menjadi pemimpin dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun juga, yang khusus.
Secara filsafat, teori tersebut menganut pandangan deterministis.

2. Teori Sosial (lawan Teori Genetis) menyatakan sebagai berikut :

Pemimpin itu harus disiapkan, dididik, dan dibentuk, tidak terlahirkan begitu saja.
Setiap orang bisa menjadi pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan sendiri.

3. Teori Ekologis atau Sintetis (muncul sebagai reaksi dari kedua teori tersebut lebih dahulu) menyatakan sebagai berikut: Seseorang akan sukses menjadi pemimpin bila sejak lahirnya dia telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, dan bakat-bakat ini sempat dikembangkan melalui pengalaman dan usaha pendidikan; juga sesuai dengan tuntutan lingkungan/ekologisnya.

Kelebihan Pemimpin
Menurut Stogdill dalam Lee (1989), menyatakan bahwa pemimpin itu harus memiliki beberapa kelebihan, yaitu :

1. Kapasitas: kecerdasan, kewaspadaan, kemampuan berbicara atau verbal facility, keaslian, kemampuan menilai.
2. Prestasi (Achievement) : gelar kesarjanaan, ilmu pengetahuan, perolehan dalam olah raga, dan atletik, dan sebagainya.
3. Tanggung Jawab : mandiri, berinisiatif, tekun, ulet, percaya diri, agresif, dan punya hasrat untuk unggul.
4. Partisipasi : aktif, memiliki sosiabilitas tinggi, mampu bergaul, kooperatif atau suka bekerjasama, mudah menyesuaikan diri, punya rasa humor.
5. Status : meliputi kedudukan sosial ekonomi yang cukup tinggi, populer, tenar.

Kemudian, dalam Islam seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki sekurang-kurangnya 4 (empat) sifat dalam menjalankan kepemimpinannya, yakni;

1. Siddiq (jujur) sehingga ia dapat dipercaya;
2. Tabligh (penyampai) atau kemampuan berkomunikasi dan bernegosiasi;
3. Amanah (bertanggung jawab) dalam menjalankan tugasnya;
4. Fathanah (cerdas) dalam membuat perencanaan, visi, misi, strategi dan mengimplementasikannya.

Gaya Kepemimpinan
Selanjutnya Ishak Arep dan Tanjung (2003:23) menyatakan bahwa dalam mencapai tujuan sebagaimana telah dikemukakan diatas, yakni untuk dapat menguasai atau mempengaruhi serta memotivasi orang lain, maka dalam penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia lazimnya digunakan 4 (empat) macam gaya kepemimpinan, yaitu :

1. Democratic Leadership adalah suatau gaya kepemimpinan yang menitikberatkan kepada kemampuan untuk menciptakan moral dan kemampuan untuk menciptakan kepercayaan.

2. Dictatorial atau Autocratic Leadership, yakni suatu gaya leadership yang menityikberatkan kepa
da kesanggupan untuk memaksakan keinginannya yang mampu mengumpulkan pengikut-pengikutnya untuk kepentingan pribadinya dan/atau golongannya dengan kesediaan untuk menerima segala resiko apapun.

3. Paternalistic Leadership, yakni bentuk antara gaya pertama (democratic) dan kedua (dictatorial) di atas. Yang pada dasarnya kehendak pemimpin juga harus berlaku, namun dengan jalan atau melalui unsur-unsur demokratis. Sistem dapat diibaratkan diktator yang berselimutkan demokratis.

4. Free Rein Leadership, yakni salah satu gaya kepemimpinan yang 100% menyerahkan sepenuhnya seluruh kebijakan pengoperasian Manajemen Sumber Daya Manusia kepada bawahannya dengan hanya berpegang kepada ketentuan-ketentuan pokok yang ditetapkan oleh atasan mereka.

Tipe Kepemimpinan
Tipe pemimpin yang dikemukakan oleh W.J. Reddin dalam What Kind of Manager  yang disunting oleh Wajosumidjo (Dept. P & K, Pusat Pendidikan dan Latihan Pegawai, 1982), yaitu:
1. Berorientasikan tugas (task orientation)
2. Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation)
3. Berorientasikan hasil yang efektif (effective orientation)

Berdasarkan ketiga orientasi tipe pemimpin tersebut maka terdapat delapan tipe kepemimpinan,yaitu :

1. Tipe Deserter (Pembelot) Sifatnya : bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian, tanpa loyalitas dan kekuatan, sukar diramalkan.

2. Tipe Birokrat Sifatnya : correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma-norma; ia adalah manusia organisasi yang tepat, cermat, berdisiplin, dan keras.

3. Tipe Misionaris (Missionary) Sifatnya : terbuka, penolong, lembut hati, ramah tamah.

4. Tipe Developer (Pembangun) Sifatnya : kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang dengan baik, menaruh kepercayaan pada bawahan.

5. Tipe Otokrat Sifatnya : keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong. Bandel.

6. Benevolent Autocrat (otokrat yang bijak) Sifatnya : lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.

7. Tipe Compromiser (kompromis) Sifatnya : plintat plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

8. Tipe Eksekutif Sifatnya : bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik, berpandangan jauh, tekun.

Lantas dari sekian banyak tipe dan gaya kepemimpinan di atas, tipe dan gaya manakah yang paling ideal diterapkan dalam sebuah organisasi? Termasuk manakah Anda?

“Sebaik-baik pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian cintai dan mencintai kalian, kalian mendo’akannya dan merekapun mendo’akan kalian, dan seburuk buruknya pemimpin diantara kalian ialah pemimpin yang kalian benci dan membenci kalian, kalian melaknatnya dan mereka pun melaknat kalian”.(HR Muslim dari ‘Auf bin Malik)

Referensi:

1. Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. (2003). Manajemen Motivasi. Penerbit PT.Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.
2. Kartono, Kartini. (1998). Pemimpin dan Kepemimpinan : Apakah Pemimpinan Abnormal Itu ? PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
3. Suradinata, Ermaya. (1995). Psikologi Kepegawaian dan Peranan Pimpinan Dalam Motivasi Kerja . CV Ramadan, Bandung.


Mei 08, 2021

Bijak Menjadi Wali Santri


Seorang wali santri, menceritakan kondisi putri nya (santri baru)  kepada saya  yang kebetulan saya juga wali santri/walsan. Menceritkan kondisi putrinya, yang sering kehilangan barang,  "dibuly" teman-temannya, tidak  nyaman dengan sikap ustadzah dan lain-lain..

Dari sekian 'cerita' walsan tersebut saya tertarik dengan kalimat,,trus gimana nasib orang tua yang tidak  mampu masa setiap minggu harus belikan barng-barang yang hilang,,,Pengawasan di pesantren teh  gimana,,,. Bla,,,bla..bla,,,

Saya akan sedikt sharing dengan apa yang sudah saya alami beberapa bulan lalu  saat pertama melepas Nurul Salsabilla (anak sulung saya)  di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum. Saat itu Nurul Lulus Madrasah Ibtidaiyah melanjutkan studi di MTs  Raudhatul Ulum Sakatiga. 

Belajar dari diri saya sendiri sebagai seorang guru yang memiliki siswa dengan  karakter, kebiasaan dan dengan latar belakang heterogen. Bulan-bulan pertama saya masih sedikit shock dengan kehilangan barang-barangnya.  karena  ya sama saja, ibu manapun mesti akan ngomel kalo ada barang- barang yang hilang. Saya sadar ini adalah proses pembelajaran utuk Nurul agar  bisa mandiri. Mendampingi proses nya adalah kewajiban saya,  kalau harus lebih banyak sabar dan berkorban ya nikmati saja. Belum tentu kalau tinggal dirumah jajannya tidak  lebih banyak dari kebutuhannya selama di pondok.. "

Akhirnya saya  belajar mengatur hati plus nambah kesabaran.  Saya mensiasati untuk membeli kebutuhan Nurul di pasar kaget karena harga jauh lebih murah. Jadi kalau hilang meminimalisir emak ngomel. "waaah beli barang disana mah emang murah tapi kan gak  awet, gampang rusak",,,sebelum rusak wes ilang makkk,,,

Disisi lain saya selalu mengajari cara menyimpan barang-barang supaya rapi dan terjaga. Kenapa saya tidak  'protes' saja ke ustadzah di pondok? Kalo saya mau bisa saja..  Tapi saya  berkaca pada diri sendiri,  betapa ustadzah dan pembimbing di pondok sudah  mendisiplinkan santri dan memberi aturan sedemikian rupa,  saya yakin Ustadzah dan para pembimbing sudah  mengingatkan bahkan setiap hari, tapi seringkali anak-anak  (karena sibuk, lengah,  atau dikejar aktivitas) mereka akan menyimpan barang-barangnya dimana saja,  sekenanya (meski memang di beberapa kasus ada temen yang pinjam tanpa izin)  akhirnya barang-barang itu keleleran dimana saja, dan untuk menjaga ketertiban juga kebersihan pondok barang-barang tersebut 'diamankan' hingga akhirnya kata-kata  yang keluar saat orang tua datang adalah.. "Ibuuu,,, baju,  celana, sandal, piring, ilang... Beli lagi"  jawaban standart dan praktis untuk santri kepada orang tuanya.

'Mbak Nurul ini ibu belikan lagi  tapi dijaga jangan sampai hilang, kalo hilang ibu ngak akan belikan lagi,  monggo terserah mbak  gimana caranya'. Hingga akhirnya Nurul menemukan cara untuk bertanggung jawab pada barang-barang pribadi sekaligus memunculkan rasa keberanian dan percaya diri. Ini pendidikan, ini pelajaran hidup untuk Nurul. 
Dan masih banyak cerita-cerita lainnya. 

Pondok Pesantren adalah lembaga independen yg didalamnya para santri tidak hanya diajarkan ilmu umum dan agama lebih dari itu pembentukan karakter,  mental dan ilmu kehidupan juga diberikan. Ilmu Kehidupan  didapatkan dari permasalahan,  gesekan,  tantangan,  kesulitan,  kekurangan, kesederhanaan.. Pondok adalah tempat Pendidikan Kehidupan yang Islami. 

Saat ini ananda Nurul berada dirumah menikmati masa liburannya, akankah saya  bisa lebih baik mendampingi murojaah,  belajar, Sholat tahajud, sholat dhuha dan membentuk mentalnya sebagaimana para Ustadzah di pondok?  Jawaban nya tidak sepenuh nya bisa.

Sungguh saya sedang menasihati diri sendiri, saya bukanlah walsan yang bijak, sayapun masih harus terus belajar untuk menjadi wali santri yg baik bagi anak saya dan  lembaga pesantren yang saya titipkan anak saya di dalamnya. 


Pendidikan Anti Korupsi

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi disekolah, salah satunya memasukkan k...