November 01, 2021

Apakah Saya Gagal ?




Menulis, bagi saya itu momok. Tapi bagi sebagian lainnya, merupakan aktivitas yang menyenangkan.

Ada banyak alasan, kenapa orang senang menulis. Tetapi tak kalah banyak alasan pula, kenapa saya berhenti menulis. Meski dalam berbagai kesempatan saya  menulis  juga.

Saya pernah memimpikan hal-hal besar terjadi pada diri saya dengan menulis. Saya ingin seperti Pak Dhe Susanto yang sangat kreatif menulis materi pembelajaran. Saya ingin seperti Pak Rizky  yang tulisannya sangat segar di baca meskipun menohok pembaca itu sendiri. Saya juga selalu memimpikan menjadi penulis hebat seperti Bapak Supadilah juaranya menulis, pengen laptop baru ikut lomba nulis, Masih banyak lagi penulis bergelar Master di grup Lagerunal. Saya ingin menjadi seperti mereka.

Untuk mewujudkan mimpi besar itu, saya membuat resolusi. Saya akan konsisten menulis, di akhir tahun nanti saya sudah punya buku yang diterbitkan.

Saya pernah mengikuti grup  belajar menulis yang diasuh oleh penulis hebat Indonesia. Peserta dianggap lulus dan mendapatkan sertifikat jika membuat resume materi kurang lebih 20 judul dan resume tersebut akan diterbitkan menjadi sebuah buku. Saya menanyakan kepada admin grup kriteria buku yang layak diterbitkan ?

Mereka membalas, minta saya mengirimkan naskahnya. Di situlah  masalahnya, naskah itu belum saya buat. Saya baru merencanakannya.

Apakah saya tidak menulis sama sekali,,?Jangan berprasangka dulu. Saya tetap menulis, tetapi temanya beragam. Tidak mendukung untuk dijadikan sebuah buku. Seandainya dibukukan pun, saya ragu  apakah buku itu nantinya layak dibaca orang.

Saat ini saya masih seperti sebelumnya. Memimpikan diri  menjadi penulis hebat.

Ditengah resolusi, saya bikin resolusi baru. Penulis puisi, saya ingin piawai menulis puisi. Saya bergabung dengan grup Belajar Puisi. Disana ada penulis hebat Ibu Aam Nurhasaha, bunda Astutiana, Bunda Kanjeng, Bunda Sumarjiyanti dan masih banyak lagi penulis hebat lainnya, menulis buku nanti saja, pelan-pelan, nanti juga kelar sendiri. Jadi tidak bisa disebut pindah haluan kan?. Apa yang terjadi selanjutnya ? Ditengah perjalanan belajar menulis puisi, saya berhenti mengikuti materi tanpa sebuah alasan apapun. Saya betul-betul telah gagal.

Sebentar lagi akhir tahun, resolusi masih tetap resolusi untuk tahun berikutnya. Lumayan sih, tidak perlu mikirin resolusi baru. Demikian juga nasibnya resolusi di tengah resolusi.

Menulis sambil mikirin hal lain yang bukan bagian dari apa yang ingin dituliskan itu berat. Tulisan jadi tidak fokus, apalagi konsisten, jauh, kebanyakan mikir, saya malah tidak menulis apa-apa.

Jika hari ini saya masih menulis, itu  karena saya kangen menyapa teman-teman Lagerunal. Sepertinya, saya hanya perlu motivasi sederhana untuk menulis dan menekuninya.

Pendidikan Anti Korupsi

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi disekolah, salah satunya memasukkan k...