Menulis, bagi saya itu momok. Tapi bagi sebagian lainnya, merupakan aktivitas yang menyenangkan.
Ada banyak alasan, kenapa orang senang menulis. Tetapi tak kalah banyak alasan pula, kenapa saya berhenti menulis. Meski dalam berbagai kesempatan saya menulis juga.
Saya pernah memimpikan hal-hal besar terjadi pada diri saya dengan menulis. Saya ingin seperti Pak Dhe Susanto yang sangat kreatif menulis materi pembelajaran. Saya ingin seperti Pak Rizky yang tulisannya sangat segar di baca meskipun menohok pembaca itu sendiri. Saya juga selalu memimpikan menjadi penulis hebat seperti Bapak Supadilah juaranya menulis, pengen laptop baru ikut lomba nulis, Masih banyak lagi penulis bergelar Master di grup Lagerunal. Saya ingin menjadi seperti mereka.
Untuk mewujudkan mimpi besar itu, saya membuat resolusi. Saya akan konsisten menulis, di akhir tahun nanti saya sudah punya buku yang diterbitkan.
Saya pernah mengikuti grup belajar menulis yang diasuh oleh penulis hebat Indonesia. Peserta dianggap lulus dan mendapatkan sertifikat jika membuat resume materi kurang lebih 20 judul dan resume tersebut akan diterbitkan menjadi sebuah buku. Saya menanyakan kepada admin grup kriteria buku yang layak diterbitkan ?
Mereka membalas, minta saya mengirimkan naskahnya. Di situlah masalahnya, naskah itu belum saya buat. Saya baru merencanakannya.
Apakah saya tidak menulis sama sekali,,?Jangan berprasangka dulu. Saya tetap menulis, tetapi temanya beragam. Tidak mendukung untuk dijadikan sebuah buku. Seandainya dibukukan pun, saya ragu apakah buku itu nantinya layak dibaca orang.
Saat ini saya masih seperti sebelumnya. Memimpikan diri menjadi penulis hebat.
Ditengah resolusi, saya bikin resolusi baru. Penulis puisi, saya ingin piawai menulis puisi. Saya bergabung dengan grup Belajar Puisi. Disana ada penulis hebat Ibu Aam Nurhasaha, bunda Astutiana, Bunda Kanjeng, Bunda Sumarjiyanti dan masih banyak lagi penulis hebat lainnya, menulis buku nanti saja, pelan-pelan, nanti juga kelar sendiri. Jadi tidak bisa disebut pindah haluan kan?. Apa yang terjadi selanjutnya ? Ditengah perjalanan belajar menulis puisi, saya berhenti mengikuti materi tanpa sebuah alasan apapun. Saya betul-betul telah gagal.
Sebentar lagi akhir tahun, resolusi masih tetap resolusi untuk tahun berikutnya. Lumayan sih, tidak perlu mikirin resolusi baru. Demikian juga nasibnya resolusi di tengah resolusi.
Menulis sambil mikirin hal lain yang bukan bagian dari apa yang ingin dituliskan itu berat. Tulisan jadi tidak fokus, apalagi konsisten, jauh, kebanyakan mikir, saya malah tidak menulis apa-apa.
Jika hari ini saya masih menulis, itu karena saya kangen menyapa teman-teman Lagerunal. Sepertinya, saya hanya perlu motivasi sederhana untuk menulis dan menekuninya.
Semangat Bu Yusni... Saya kira Puisi Bu Yusni sudah banyak dan itu bisa jadi buku kumpulan puisi, tinggal Bu Yusni memulai membuat draf naskah buku isi sudah ada,tinggal kasih judul, kata pengantar, daftar isi dan sinopsis. Saya yakin buku kumpulan puisi Bu Yusni pasti keren. Niat sudah ada, tinggal bismilah memulai menyusunnya jadi buku, Bu Yusni pasti bisa. Bu Yusni telah bermimpi untuk itu di butuhkan keberanian untuk mewujudkanya. Semangat
BalasHapusBismillah,,,terima kasih support nya bunda
BalasHapusTetap semangat, untuk urusan membuat buku sebetulnya hanya diri kita yg tahu. Segeralah wujudkan mimpinya.
BalasHapusHai, Yusss. Kangeeen.
BalasHapusAku tunggu buku puisinya ya, semangat! 👍
Semangat Bu Yusni, pindahkan dari blog ke word. Tema akan muncul menyusul setelah keseluruhan tulisan terkumpul. Ayo pasti bisa!
BalasHapusSemangat, Bu Yusni! Jangan jadikan menulis sebagai beban pikiran, tapi bebaskan beban pikiran lewat tulisan.
BalasHapusInsya allah tidak ada yang gagal dan sia2 dari apa yang kita tulis. Semangat menulis bu lanjutkan terus.
BalasHapusSemangat... insyaallah bisa untuk terus eksis dalam menulis jadikanlah tulisan itu sebagai hadiah kita.
BalasHapusSemangat Bu Yusni....
BalasHapusSaya aja tetap semanagt, walaupun saya pun butuh disemangati juga.. heheheh
Bagiku menulis adalah tarian hati, nyanyian jiwa ...
BalasHapusSukses dan lancar, Bunda... Menulis jadikan suatu refresing, jangan dibuat suatu beban. Santai...
BalasHapusUdah di ujung tahun ya Bu. Sementara, resolusi yang dulu belum kelar. Saya itulah maksudnya. Hehe ..
BalasHapusKerika saya membaca tulisan ini, di saat ini saya merinding. Artinya, ada sesuatu yang besar dalam tulisan ini. Ibu luar biasa hebat. Resolusi perlu, tapi menulis dari hati akan jauh lebih penting.
BalasHapusSyukurlah Bu Yusni masih menulis, tetap semangat..
BalasHapus