Oja,,,
Tiap hari, caci maki, kata-kata kasar, menuduh, stigmatisasi sesat dan sejenisnya masih terus meluncur dari mulut ke mulut seakan-akan tak bisa berhenti atau dihentikan bagai anak panah yang dilepaskan ke arah sasarannya.
Kau tahu Oja,,,
Banyak hati yang terus membara, mendidih dan menyala-nyala, seakan terlampau sulit untuk padam. Di antara mereka ada yang seperti amat senang memprovokasi, mengadudomba dan menyulut api permusuhan antar sesama.
Iya Oja,,,
Akal intelektual sebagai unsur khas manusia yang karena itu ia menjadi terhormat, tak lagi digunakan. Ia telah disingkirkan dari ruang percakapan sosial. Yang menguasai diri adalah emosi yang siap membuncah dan meledak-ledak.
Satu hal yang sungguh tidak dapat dimengerti bahwa mereka yang terlibat dalam pusaran saling mengumbar marah dan menghasut itu menganggap diri paling mengerti sambil membodoh-bodohkan lawannya.
Berhentilah oja,,,
Damailah Negeriku
berhentilah oja, dan damailah Indonesiaku
BalasHapusmantap Bu Yusni
Mantap....jangan sampai Oja menjadi masalah. Oja demi kebaikan
BalasHapusSemoga damai Indonesia tercinta...
BalasHapusBerhentilah mengoja. Joss.
BalasHapusOja tuk negatif janganlah ...
BalasHapusKeren... Bunda, share tulisan dr kata oja...
BalasHapusMaju terus negeriku, jangan sungkan kepada para pengojamu, lawan, bantai.. tegakkan!!
BalasHapusHentikan pengoja kerusuhan dan permusuhan. Damaikan Indonesia.
BalasHapusLuar biasa pengaruh si oja ini. Orang jd gontok2an, tawuran, demo dsb. Semoga kita tetap berkepala dingin menghadapi pengoja.
BalasHapusOja, dalam stigma negatif berdampak sangat buruk terhadap kemajuan bangsa ini.
BalasHapus