Desember 11, 2020

Pentigraf

Pentigraf merupakan akronim dari cerpen tiga paragraf. Karya sastra jenis baru ini, kali pertama digagas dan dikembangkan oleh sastrawan dan akademikus dari Unesa, Dr. Tengsoe Tjahjono. Dinamakan pentigraf sebab syarat utamanya adalah terdiri dari tiga paragraf, tidak kurang dan tidak lebih. (Wikipedia)

Saya termasuk tipe  pembaca kiwari yang cenderung ingin cepat menuntaskan suatu bacaan, pentigraf menjadi alternatif sajian yang pas. Satu judul pentigraf umumnya akan selesai dibaca dalam tempo paling lama  1-3 menit. Dari pada terkantuk-kantuk dalam antrean custemer servise, suntuk menunggu tanda tangan kepala kantor yang sedang dalam meeting,  membaca pentigraf bisa menjadi selingan yang mengasyikkan sekaligus mencerahkan.

Ada banyak tema bisa ditemukan dalam pentigraf, mulai dari kisah cinta romantis hingga kriminal atau horor. Salah satu daya tarik pentigraf adalah hanya dengan membaca beberapa ratus kata saja akhir cerita dapat segera diketahui. Berbeda dengan membaca novel yang akhir cerita baru dapat diketahui jika kita sudah melahap 100-200 halaman. 

Diseberang sana,pentigraf sering disebut Story  Three Paragraph. Pentigraf bukan produk baru dalam karya sastra prosa, tetapi mungkin saja untuk sebagian orang pentigraf masih terasa sedikit asing. Saya sendiri mengenal istilah pentigraf baru-baru ini. ketika bergabung dengan Komunitas Penulis Cakrawala Blogger Guru.

Ayo menulis pentigraf

Pentigraf sepertinya solusi menulis cerita yang singkat padat, jelas dan pesan tersampaikan. Saya jujur bukan ahli membuat cerpen. Tetapi sejatinya bisa belajar, belajar, dan belajar. Salah satu upaya yang saya lakukan  untuk memahami pentigraf  adalah Searching ke berbagai sumber tentang pentigraf.

Menurut Tengsoe Tjahjono, sastrawan sekaligus Akademikus dari Unesa, ada beberapa formula Pentigraf bagi pentigrafis pemula: 

1. Fokus pada persoalan yang dihadapi seorang tokoh atau tema yang diangkat. 

2. Elemen narasi yang berupa tokoh, alur, dan latar, dihadirkan secara bersama-sama dalam satu jalinan yang utuh. 

3. Kurangi dialog. 

4. Usahakan ada kejutan pada paragraf ke-3, hal yang tak terduga, yang bisa menimbulkan suspense atau ketegangan.

5. Panjang paragraf hendaknya dalam ukuran wajar. 


Salam literasi


#KamisMenulis
#10DesAISEIWritingChallenge





2 komentar:

Pendidikan Anti Korupsi

Upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menumbuhkan nilai-nilai pendidikan anti korupsi disekolah, salah satunya memasukkan k...