Aku cinta padamu, menerima mu apa adanya dan tidak ada yang tidak mungkin sementara keyakinan itu selalu ada, tanpa alasan, begitu saja. Ada rasa yang damai yang datang tanpa diundang, hingga tanpa sadar kuletakkan namamu pada urutan paling pertama dalam doa-doaku, meminta ketetapan hati hanya untukmu.
Ada cinta yang sampai kini masih terus kutumbuhkan. Sebab, memberi hati kepadamu pada awalnya hanya terpikirkan “kenapa sih kamu?”.
Selalu saja ada jalannya jika memang niatan awalku mencintaimu adalah untuk menuju sebuah pernikahan yang suci dan mulia. Sebab aku sudah mengerti semua hal perlu alasan, termasuk muara atas keinginanku ini.
Termasuk aku pun sudah menjawab banyak pertanyaan tentang mengapa akhirnya kita dipertemukan, bahwa cintaku padamu memang Tuhan izinkan, sebab aku telah tiba pada titik mengakhiri masa muda, dan memilihmu sebagai satu-satunya yang aku ingin menua bersama.
Aku sadar tidak ada gading yang tak retak adalah peribahasa yang menunjukkan bahwa setiap orang bisa berbuat salah. Baik itu disengaja ataupun tidak. Maafkanlah segala kesalahan. Aku sering menyakitimu. Mungkin karena ku tak paham tuk tunjukkan perasaanku dan juga cintaku.
Kau selalu tahu itu, aku orang yang egois
Maaf…
Maafkanlah aku yang egois
Sadar diri membuat aku introspeksi. Setiap jiwa tentunya memiliki kekuarangan dan kelebihan.
Dengan segenap keegoisanku kau selalu memaafkan aku.
Aku akan jadi lebih baik, berawal dari setitik kebaikan tergoreslah berjuta kata indah penyejuk hati
Akan lebih baik jika aku dapat selalu memperbaiki diri dalam setiap tempo berlalu dengan pengabdianku guna memberikan cahaya terang.
Terima kasih untuk semua lelah dan keringat yang kau keluarkan demi memberikan aku kehidupan agar tetap bisa memberikan apa yang memang sangat pantas aku terima.
Meskipun tidak ada kata romantis yang kau ucapkankan, tapi aku tahu cintamu begitu besar. Pengorbanan dan cara kau menjagaku hingga saat ini sudah cukup untuk membuktikan semua itu. Sudah sejauh ini kau memberikan hidupmu untukku, denganmu aku bisa belajar untuk berusaha menjadi yang terbaik, Terima kasih suamiku.
Meskipun tidak ada kata romantis yang kau ucapkankan, tapi aku tahu cintamu begitu besar. Pengorbanan dan cara kau menjagaku hingga saat ini sudah cukup untuk membuktikan semua itu. Sudah sejauh ini kau memberikan hidupmu untukku, denganmu aku bisa belajar untuk berusaha menjadi yang terbaik, Terima kasih suamiku.
#KamisMenulis
Keren bu Yusni ...
BalasHapusTerima kasih bunda Nunung
HapusAku terima aku sadari dan aku perbaiki aku ingin menua bersamamu maaf atas segala ke egoisanku
BalasHapusTerima kasih bunda Sumarjiyati
HapusSemangat Bu memperbaiki diri agar semakin terang cahaya yang dikeluarkan...
BalasHapusSiappp pak,,,
HapusBunda... tulisannya keren... Rupanya ada yg lagi cie... cie... cie... Semoga ada jalannya bisa bersatu
BalasHapusBunda bisa aja,,,
HapusNastalgia nih kayanya ide tulisannya.
BalasHapusHihihihihi
Bener pak indra,,,nostalgia awal jumpa sama ayahnya anak-anak
HapusTerharuuuu banget...
BalasHapusSuka duka mengayuh biduk rumah tangga
HapusSuka duka mengayuh biduk rumah tangga
Hapusasyikbacanya bu. saya baca dari awal sampai akhir. Menyentuh rasa bu.
BalasHapusMantap Bu Yuni,
BalasHapusMantaap bu Yusni.. cinta yg indah bs saling terima apa adanya..
BalasHapusIya bunda,,,menerima kekurangan dan saling melengkapi
BalasHapusManis sekali bu
BalasHapusSaling melengkapi bunda
HapusBernostalgia dengan ungkapan yang indah. Mantap Bu Yusni.
BalasHapusIya bunda,,,so sweet pokoknya
HapusSo sweet. Titik tertinggi saling mencintai yaitu ikhlas menerima kekurangan pasangan. Inspiratif, Bu.
BalasHapusIhklas menerima kekurangan,,,Terima kasih Mazmo
HapusMantap untuk saling membnka diri memperbaiki diri
BalasHapusSiappp pak Hariyanto,,,
HapusCie cie bu Yusni romantis juga loh..dan tentunya manis... He he he..
BalasHapusPak Mohamad bisa aja,,,heheee
HapusManis sekali, Bu Yusni
BalasHapusTerima kasih bu Pipit
Hapus